Thursday, December 7, 2017

Posted by Loki on 12/07/2017 12:39:00 PM with No comments

Legenda dan Mythologi 4 Dewa Mata Angin

        Perkenalan : Assalamu'alaikum wr. wb. Oke ini postingan pertama gue sebagai admin di blog ini. Sebelum nya kenalin gue admin North a.k.a SL. Gue sengaja pake lo gue biar gaooll :v *plak. Gue bakal posting tentang Mitologi 4 Dewa Penjaga Mata Angin berdasarkan Mitologi Tiongkok. Dan pas banget sesuai dengan tema blog ini yang pake nama mata angin (untuk admin). Oke langsung aja diliat biar nambah ilmu juga.

  Legenda atau mythologi dari China menceritakan bahwa Dunia dilindungi oleh Para Dewa yang menjaga Gerbang Gerbang Langit. Perumpamaan Dewa Dewa tersebut diumpamakan NagaSeiryu, Burung Api Suzaku, Kura Kura Genbu, dan Macan Byakko. Dari setiap wujud Dewa tersebut terdapat banyak Makna dan Cerita bahkan sebagai pedoman dalam zodiak dan penentu nasib karena berpatokan dengan rasi bintang. Diartikel ini anda bisa mempelajari Seluk Beluk dari 4 Dewa Mata Angin China.


4 dewa mata angin, legenda cina, mythologi china
Mahkluk Penjaga dari 4 Dewa Mata Angin

Suzaku  Dewa mata angin Selatan(Red Phoenix)
(Korean : Jujak;    Chinese : Zhu Que;    Jepang : Suzaku)

suzaku, dewa angin selatan, legenda china
     Vermilion Bird yang merupakan salah satu Simbol 4 Dewa Mata Angin selatan. Menurut Wu xing, yang Tao sistem lima kekuatan , ia mewakili api-element, arah selatan, dan musim panas. Sehingga kadang-kadang disebut Vermilion Bird of South ( Nan Fang Zhu Que) dan juga dikenal sebagai Suzaku di Jepang dan di Korea Jujak. Hal ini sering keliru untuk Fenghuang karena kesamaan dalam rupa, tapi dua makhluk yang berbeda. The Fenghuang adalah raja burung, sementara Vermilion Bird adalah makhluk mitologi roh dari 4 Dewa Mata Angin.

Burung Suzaku yang merupakan Burung yang Elegan dan Mulia, baik dalam Penampilan dan Perilaku, sangat Selektif dalam apa yang Dimakan dan tempat bertenggernya, dengan bulu-bulu dalam berbagai warna dari oranye kemerahan.Suzaku yang sering dikaitkan dengan mitos Phoenix karena asosiasi mereka dengan api.


Genbu  Dewa mata angin Utara(Black Turtle)
(Korean : Hyunmoo;     Chinese : Xuan wu ;     Jepang : Genbu)

genbu, mithologi china, dewa mata angin utara
  The Black Tortoise adalah salah satu dari 4 Dewa Mata Angin. Kata untuk “tortoise” adalah tabu, dan seluruh badan tidak hanya kura-kura itu sendiri, tetapi kedua kura-kura dan ular. kadang disebut Black Warrior dari Utara ( Bei Fang Xuan W), dan dikenal sebagai Genbu di Jepang dan di Korea Hyeonmu. Itu melambangkan utara dan musim dingin Walaupun namanya di Cina, Xuán, sering diterjemahkan sebagai Black Tortoise dalam bahasa Inggris, biasanya digambarkan sebagai baik kura-kura dan ular, khususnya dengan ular disekitar kura-kura.

Salah satu dari 4 Dewa Mata Angin dan totem binatang Zodiak Cina. Hal ini juga salah satu dari Empat Fantastis hewan dari teori Empat Elemen. Genbu mewakili arah Utara dan berhubungan dengan air.
Disebut “kura-kura-ular”, biasanya digambarkan sebagai seekor penyu yang dililitkan oleh ular. Wujud ini bisa menjadi mitos asal mengklaim bahwa kura-kura laki-laki sering tak berdaya, menyatukan wanita dengan ular. Kepercayaan ini di balik simbolisme yang kontradiktif binatang suci sejak zaman dahulu karena kembali representasi alam semesta, kadang-kadang tidak bermoral. memiliki unsur air dalam 4 Dewa Mata Angin
Penyu hitam adalah yang terbesar dari astrologi totem binatang karena aturan seperempat utara zodiak yang merupakan bintang kutub, Sumbu dari Langit dan Rasi Bintang yang mengatur Kelahiran, Kematian dan Umur Panjang.


Seiryuu dewa mata angin Timur(Blue Dragon)
(Korean : Chung Ryong;    Chinese : Qing Long;    Jepang : Seiryu)

4 dewa mata angin, seiryu, naga hijau
       Azure Dragon merupakan salah satu dari 4 Dewa Mata Angin timur. kadang disebut Azure Dragon of the East , dan dikenal sebagai Seiryuu di jepang and Cheongryong di korea. Seiryuu melambangkan arah timur dan musim semi.
Seiryu adalah salah satu dari Empat Simbol dari rasi Cina. Kadang-kadang disebut Naga Azure dari Timur, dan dikenal sebagai Seiryuu di Jepang danCheongryong di Korea. Ini mewakili Timur dan Musim Semi. Menurut Wu Xing, Seiryu berelemen kayu (Wood). Jangan terkecoh dengan mitologinaga kuning yang berhubungan dengan Kaisar Cina.

Di Jepang, Azure Dragon (Seiryuu) adalah salah satu dari 4 Dewa Mata Angin dan dikatakan untuk melindungi kota Kyoto di timur. Barat dilindungi oleh Macan Putih, di sebelah utara dilindungi oleh Black Tortoise, selatan dilindungi oleh Vermilion Bird, dan pusat dilindungi oleh Yellow Dragon. Di Kyoto terdapat kuil untuk masing-masing roh penjaga. The Azure Dragon ini diwakili dalam Kuil Kiyomizu di timur Kyoto. Sebelum pintu masuk candi terdapat patung naga yang katanya minum dari air terjun di dalam kompleks candi di malam hari. Oleh karena itu setiap tahun diadakan upacara untuk menyembah naga dari timur. Di Jepang, naga biru adalah salah satu dari empat roh wali kota dan negara bagian yang melindungi kota Kyoto di timur. Barat dilindungi oleh Byakko, Genbu utara dan selatan oleh Suzaku. Di Kyoto terdapat kuil untuk masing-masing roh penjaga. Kiyomizu Temple adalah naga biru.


Byakko  dewa mata angin Barat (White Tiger )
(Korean : Baekho;    Chinese : Xi Fang Bai Hu;    Jepang : Byakko)

legenda china, byakyo, macan barat
  The White Tiger merupakan salah satu dari 4 Dewa Mata Angin Barat. kadang di sebut White Tiger of the West , dan di kenal sebagai Byakko di jepang and Baekho di korea. byakko melambangkan arah barat dan Musing Gugur. Macan Putih adalah salah satu dari Empat Simbol dari rasi Cina. Hal ini kadang-kadang disebut Macan Putih Barat, dan dikenal sebagai Byakko di Jepang dan Baekho di Korea. Ini mewakili barat dan musim gugur, dan unsur besi.

Selama Dinasti Han, orang-orang percaya bahwaharimau menjadi raja dari semua binatang. Legenda menceritakan bahwa ketika seekorharimau mencapai 500 tahun, ekornya akan menjadi putih. Dengan cara ini, harimau putihmenjadi 4 Dewa Mata Angin. Konon harimau putih hanya akan muncul ketika kaisar memerintah dengan kebajikan mutlak, atau jika ada perdamaian di seluruh dunia. Karena warna putih dari cina juga mewakili lima unsur barat, harimau putih dengan demikian menjadi wali mitologi barat pada 4 Dewa Mata Angin

Dalam Kitab Tang, yang reinkarnasi dari Byakko adalah Li Luo Cheng dan reinkarnasi Seiryuadalah dikatakan sebagai pemberontak dinamakan Xiongxin. Mereka berdua adalah saudara bersumpah pada Qin Shubao, Cheng Zhijie dan Yuchi Jingde. Jiwa mereka setelah kematian dikatakan memiliki tubuh pahlawan baru Dinasti Tang dan Dinasti Liao, Xue Rengui dan Dia Suwen.
Dalam beberapa legenda dari Dinasti Tang dan legenda 4 Dewa Mata Angin , Rengui Xue ia dikatakan sebagai reinkarnasi dari Byakko, dan musuh bebuyutan, Dinasti Liao pangeranSuwen Dia adalah reinkarnasi dari Seiryu.


Koryu Penjaga Pusat (Gold Dragon)
(Korean : Hwang-Ryong;   Chinese : Huang Long;   Jepang : Koryu/Oryu)

dewa mata angin,
   Disebut juga dengan Naga Kuning. Di beberapa budaya Asia khususnya China, terkadang ada yang menambahkan hewan kelima dalam 4 Hewan Penjaga Mata Angin. Hewan ini penjaga titik Tengah, dan berunsur Tanah.
Huang Long adalah naga yang tak bertanduk yang keluar dari sungai Luo dan memberikan Kaisar Fu Xi kemampuan untuk "menulis". Menurut legenda, ketika Fu Xi melihat hewan ini, ia begitu besar hingga membelah langit. Hewan ini bangun, tertidur dan bernafas tergantung dari siang dan malam, musim dan cuaca. Dalam mitologi Jepang, Huang Long tidak muncul, karena elemen kelima dalam mitologi Jepang adalah ketiadaan, dan tidak ada binatang yang melambangkan hal tersebut.

Nah itu dia ulasan singkat tentang mitologi dari Tiongkok. :)


credit to : http://www.agusputra.com/2014/03/legenda-dan-mythologi-4-dewa-mata-angin.html

Thursday, November 30, 2017

Populasi dan Sampel Penelitian

Posted by Unknown on 11/30/2017 12:18:00 PM with No comments
Populasi berasal dari bahasa inggris yaitu population yang berarti jumlah penduduk. Dalam metode penelitian, kata populasi amat populer dipakai untuk menyebutkan serumpun/sekelompok objek menjadi sasaran penelitian. Populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya. Sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian (Bungin, 2006:99).
Jenis populasi terbagi dua, yaitu:
1. Populasi finit, artinya jumlah individu ditentukan
2. Populasi infinit, artinya jumlah individu tidak terhingga atau tidak diketahui dengan pasti.

Sampel adalah suatu prosedur pengambilan data dimana hanya sebagian populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari suatu populasi.

1. Teknik Pengambilan Sampel

Dalam pengambilan sampel dari suatu populasi dapat dibedakan menjadi dua kategori teknik pengambilan sampel, yaitu probability sampling dan non probability sampling seperti yang dijelaskan di bawah ini.

a. Probability Sampling

Merupakan metode sampling yang setiap anggota populasi memiliki peluang sama untuk terpilih sebagai sampel.

     1) Sampel Random Sederhana (Simple Random Sampling)
Simple random sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama kepada setiap anggota yang ada dalam suatu populasi untuk dijadikan sampel. Syarat untuk dapat dilakukan teknik simple random sampling adalah:
                a) Anggota Populasi tidak memiliki strata sehingga relatif homogen.
                b) Adanya kerangka sampel yaitu merupakan daftar elemen-elemen populasi yang dijadikan dasar untuk pengambilan sampel

     2) Strata Sampel (Stratified Sampling)
Stratified sampling merupakan teknik pengambilan sampel dengan populasi yang memiliki strata atau tingkatan dan setiap tingkatan memiliki karakteristik sendiri. Karena jumlah populasi pada setiap strata tidak sama, maka dalam pelaksanaannya dibagi dua jenis, yaitu:
          a) Proporsional Sampel
Jumlah Sampel yang diambil dari setiap strata sebanding, sesuai dengan proporsional ukurannya.
Contoh: Perhitungan untuk menentukan jumlah sampel yang diambil dari masing-masing strata (tingkatan), jika diketahui jumlah sampel yang diambil 120 orang
                    >) Ukuran sampel = 120 orang
                    >) Proporsi sampel untuk setiap strata = 120/1200 = 0.1.
                    >) Setiap jumlah sampel dari setiap strata dikalikan proporsi sampel.
 Misal:
Jumlah sampai SD        = Populasi SD x proporsi
                                      = 150 x 0.1 = 15 orang.

Strata
Anggota Populasi
Proporsi
Jumlah Sampel (orang)
% Sampel dalam populasi
SD
230
0.1
23
19.2
SMP
270
0.1
27
22.5
SMU
300
0.1
30
25
Sarjana
400
0.1
40
33.3
Jumlah
1200

120


           b) Disproporsional Sampel
Jumlah sampel yang diambil dari setiap strata jumlahnya sama tidak sebanding dengan jumlah populasi dengan proporsi sampai di setiap strata. Perhitungan untuk menentukan jumlah sampel yang diambil dari masing-masing strata (tingkatan), jika diketahui jumlah sampel yang diambil 120 orang.
Ditetapkan setiap strata jumlah sampel yang diambil dari setiap strata 30 orang.

Strata
Anggota Populasi
Jumlah Sampel (orang)
% Sampel dalam populasi
SD
230
30
19.2
SMP
270
30
22.5
SMU
300
30
25
Sarjana
400
30
33.3
Jumlah
1200
120

      3) Cluster Sampling
Teknik penarikan sampel dengan menggunakan metode ini adalah populasi dibagi dulu atas kelompok berdasarkan area atau cluster, lalu kemudian beberapa cluster dipilih sebagai sampel, dari cluster tersebut bisa diambil seluruhnya atau sebagian saja untuk dijadikan sampel, anggota populasi di setiap cluster tidak perlu homogen. Sampel ditark dengan teknik kombinasi antara stratified sampling dan cluster sampling.
Contoh:
Penarikan sampel pengguna telepon seluler di DKI Jakarta dengan tujuan untuk mengetahui merek telepon seluler apa yang paling disukai. Misalnya jumlah sampel telah ditentukan 200 orang.
                 >) Membagi Area
Membagi daerah objek penarikan sampel ke dalam beberapa area, seperti pada penjelasan di bawah ini:
DKI Jakarta                                   DKI Jakarta:                                             
Ø  Jakarta Utara          ==>              Ø  Jakarta Utara = 10%
Ø  Jakarta Timur         ==>              Ø  Jakarta Timur = 20%
Ø  Jakarta Pusat          ==>              Ø  Jakarta Pusat = 25%
Ø  Jakarta Selatan       ==>              Ø  Jakarta Selatan = 30%
Ø  Jakarta Barat          ==>              Ø  Jakarta Barat = 15%

      4) Sampel Ganda (Double Sample)
Double sample (sampel ganda) sering juga disebut dengan istilah sequential sampling (sampel berjenjang, multiphase-sampling (sampel multi tahap).


b. Non Probability Sampling
Non probability sampling, setiap unsur yang terdapat dalam populasi tidak memiliki kesempatan atau peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel, bahkan probabilitas anggota tertentu untuk terpilih tidak diketahui. Pemilihan unit sampling didasarkan pada pertimbangan atau penilaian subjektif dan tidak pada penggunaan teori probabilitas.

      1) Convenience Sampling
Convenience sampel adalah teknk penentuan sampel berdasarkan kebetulan saja, anggota populasi yang ditemui peneliti dan bersedia menjadi responden untuk dijadikan sampel atau peneliti memilih orang-orang yang terdekat saja.

      2) Purposive Sampling
Merupakan metode penetapan responden untuk dijadikan sampel berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu.
     
       3) Quota Sampling
Merupakan metode penetapan sampel dengan menentukan kuota terlebih dahulu pada masing-masing kelompok, sebelum quota masing-masing kelompok terpenuhi maka penelitian belum dianggap selesai.

      4) Snowball Sampling
Adalah teknik pengambilan sampel yang pada mulanya jumlahnya kecil tetapi makin lama makin banyak, berhenti sampai informasi yang didapatkan dinilai telah cukup. Teknik ini baik untuk diterapkan jika calon responden sulit untuk diidentifikasi.




Sumber: Siregar, Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS. Prenamedia Group: Jakarta

-Author: 'Easy' East


Wednesday, November 29, 2017

Skala Pengukuran Instrumen Penelitian

Posted by Unknown on 11/29/2017 06:16:00 PM with No comments
Instrumen merupakan alat yang digunakan sebagai pengumpul data dalam suatu penelitian dapat berupa kuesioner, sehingga skala pengukuran instrumen adalah menentukan satuan yang diperoleh, sekaligus jenis data atau tingkatan data, apakah data tersebut berjenis nominal, ordinal, interval maupun rasio. (baca:  Jenis-jenis data nominal, ordinal, interval, dan rasio )
Penerapan skala ada bermacam-macam, sesuai dengan jenis data yang digunakan, misalnya skala Likert, skala Guttmann, skala Semantic Differentials, skala Bogardus, skala Thurstone.

  1. Skala Likert
Skala Likert adalah skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang suatu objek atau fenomena tertentu. Skala Likert memiliki dua bentuk pernyataan, yaitu: pernyataan positif dan negatif. Pernyataan positif diberi skor 5, 4, 3, 2, 1; sedangkan bentuk pernyataan negatif diberi skor 1, 2, 3, 4, 5. Bentuk jawaban skala Likert terdiri dari sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju.
Dengan menggunakan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan dari variabel menjadi dimensi, dari dimensi dijabarkan menjadi indikator, dan dari indikator dijabarkan menjadi sub-indikator yang dapat diukur. Akhirnya sub-indikator dapat dijadikan tolak ukur untuk membuat suatu pertanyaan/pernyataan yang perlu dijawab oleh responden.

Contoh: Pernyataan untuk jawaban "setuju"
Pernyataan positif
  • Sangat setuju (SS)             = 5
  • Setuju (S)                          = 4
  • Netral (N)                         = 3
  • Tidak setuju (TS)              = 2
  • Sangat tidak setuju (STS) = 1
Pernyataan negatif
  • Sangat setuju (SS)             = 1
  • Setuju (S)                          = 2
  • Netral (N)                         = 3
  • Tidak setuju (TS)              = 4
  • Sangat tidak setuju (STS) = 5

Contoh: Pernyataan untuk jawaban "penting"
  • Sangat penting (SP)             = 5
  • Penting (P)                           = 4
  • Netral (N)                            = 3
  • Tidak penting (TP)              = 2
  • Sangat tidak penting (STP) = 1
Pernyataan negatif
  • Sangat penting (SP)             = 1
  • Penting (P)                           = 2
  • Netral (N)                            = 3
  • Tidak penting (TP)              = 4
  • Sangat tidak penting (STP) = 5
Alternatif jawaban pada skala Likert tidak hanya tergantung pada jawaban setuju atau penting. Alternatif jawaban dapat berupa apapun sepanjang mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang suatu objek jawaban, misalnya baik, senang, tinggi, atau puas, dan lain-lain.
Dalam proses pembuatan skala Likert menurut Husien Umar (1998) dapat dilakukan dengan langkah-langkah:
a. Kumpulkan sejumlah yang sesuai dengan sikap yang akan diukur dan dapat diidentifikasikan dengan jelas (positif atau tidak positif)
b. Berikan pertanyaan-pertanyaan di atas kepada sekelompok responden untuk diisi dengan benar.
c. Respon dari tiap pertanyaan dihitung dengan cara menjumlahkan angka-angka dari setiap pertanyaan sedemikian rupa, sehingga repon yang berada pada posisi yang sama akan menerima secara konsisten nilai angka yang selalu sama. Misalnya, bernilai 5 untuk sangat positif dan nilai 1 untuk sangat negatif. Hasil hitung akan mendapatkan skor tiap-tiap pertanyaan dan skor total, baik untuk tiap responden maupun secara total untuk seluruh responden.
d. Selanjutnya, mencari pertanyaan-pertanyaan yang tidak dapat dipakai dalam penelitian patokannya sebagai berikut:

  • Pertanyaan yang tidak diisi lengkap oleh responden.
  • Pertanyaan yang secara totalnya, responden tidak menunjukkan korelasi yang substansial dengan nilai totalnya.
e. Pertanyaan-pertanyaan hasil saringan akhir akan membentuk skala Likert yang dapat dipakai untuk mengukur skala sikap serta menjadi kuesioner untuk pengumpulan data berikutnya.

    
      2. Skala Guttman

Skala Guttman ialah skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat tegas(jelas) dan konsisten. Alternatif jawaban pada jenis skala ini hanya terdiri dari dua alternatif.

Contoh: Benar-salah, ya-tidak, yakin-tidak yakin, positif-negatif, sedangkan untuk jawaban responden angka tertinggi 1 dan angka terendah 0. Misalnya: jawaban benar (1) dan jawaban salah (0).
Pertanyaan yang diberikan kepada responden bisa berupa checklist dan bisa juga pilihan berganda.


       3. Skala Semantic Differentials

Skala ini digunakan untuk mengukur sikap tidak dalam bentuk pilihan ganda atau checklist tetapi tersusun dari sebuah garis kontinum dimana nilai yang sangat negatif terletak disebelah kiri sedangkan nilai yang sangat positif terletak di sebelah kanan atau juga dapat didefinisikan skala ini selalu menunjukkan keadaan yang bertentangan, misalnya: kosong-penuh, jelek-baik, bodoh-cerdas dan sebagainya.

Sumber: Siregar, Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS. Prenamedia Group: Jakarta

-Author: 'Easy' East


Skala Pengukuran Data pada Penelitian Kuantitatif

Posted by Unknown on 11/29/2017 03:32:00 PM with No comments
Berdasarkan jenis skala pengukuran data, data kuantitatif dikelompokkan ke dalam empat jenis yang memiliki sifat berbeda. Adapun definisi dari skala pengukuran data adalah merupakan prosedur pemberian angka pada suatu objek agar dapat menyatakan karakteristik dari objek tersebut. Keempat jenis-jenis skala pengukuran data tersebut, antara lain:


  1. Skala Nominal

Skala nominal adalah suatu skala yang diberikan pada suatu objek atau kategori yang tidak menggambarkan kedudukan objek atau kategori tersebut terhadap objek atau kategori lainnya, tetapi hanya sekadar label atau kode saja. Skala ini hanya mengelompokkan objek/ kategori ke dalam kelompok tertentu.
Misalnya:

  • Gender: 1 = Laki-laki
                        2 = Perempuan
    • Pendidikan: 1 = untuk tingkat SLTP
                                  2 = untuk tingkat SMU

                                  3 = untuk tingkat perguruan tinggi

    Angka 1 dan 2 atau 3 pada skala pengukuran ini tidak berarti, bahwa angka tiga lebih tinggi kedudukannya daripada angka dua, begitu juga sebaliknya. Angka tersebut hanya sebatas identifikasi saja terhadap suatu objek.

    Skala ini mempunyai dua ciri, yaitu;
    a. Kategori data bersifat saling lepas (satu objek hanya masuk pada satu kelompok saja)
    b. Kategori data tidak disusun secara logis.

         
           2. Skala Ordinal

    Skala ordinal adalah data yang berasal dari kategori yang disusun secara berjenjang mulai dari tingkat terendah sampai ke tingkat tertinggi atau sebaliknya dengan jarak/rentang yang tidak harus sama. Dibandingkan dengan data nominal, data ordinal setiap jenjang memiliki sifat yang berbeda. Data jenis ini berlaku perbandingan dengan menggunakan fungsi yang berbeda > atau <.
    Misalnya:
    • Taman kanak-kanak                         = 1
    • Sekolah dasar (SD)                          = 2
    • Sekolah menengah pertama (SMP) = 3
    • Sekolah menengah atas (SMA)       = 4
    • Diploma                                           = 5
    • Sarjana                                             = 6
    Analisis data di atas menunjukkan pendidikan TK dengan nomor urut 1 lebih rendah dibanding dengan tingkat pendidikan SD nomor urut 2 dan SD lebih rendah dibanding SMP.

         
            3. Skala Interval

    Skala interval adalah suatu skala dimana objek/kategori dapat diurutkan berdasarkan suatu atribut tertentu, dimana jarak/interval antara tiap objek/kategori sama. Besarnya interval dapat ditambah atau dikurangi. Skala ini memiliki ciri sama dengan ciri pada skala ordinal ditambah satu ciri lagi, yaitu urutan kategori data mempunyai jarak yang sama. Pada skala ini yang dijumlahkan bukanlah kuantitas atau besaran, melainkan interval dan tidak terdapat nilai nol.
    Contoh:
    Jawaban:       STS    TS    N    S   ST
                            1        2      3    4     5
    Interval antara STS dan TS atau S dan ST adalah sama.

    Ket:
    • STS (Sangat tidak setuju)
    • TS (Tidak setuju)
    • N (Netral)
    • S (Setuju)
    • ST (Sangat setuju)
          
           4. Skala Rasio

    Skala rasio adalah suatu skala yang memiliki sifat-sifat skala nominal skala ordinal dan skala interval dilengkapi dengan titik nol absolut dengan makna empiris. Karena terdapat angka nol maka pada skala ini dapat dibuat perkalian atau pembagian. Sifat yang membedakan data skala rasio dengan nominal, ordinal dan interval dapat dilihat melalui contoh ini.
    Contoh:
    Panjang suatu benda dalam ukuran meter dinyatakan dalam rasio.
    • Panjang benda 1 meter dengan 2 meter sangat berbeda nyata, sehingga dapat dibuat kategori benda yang berukuran 1 meter dan 2 meter (sifat data nominal).
    • Ukuran panjang benda mulai dari yang terpendek sampai yang paling panjang (sifat data ordinal).
    • Perbedaan antara panjang benda 1 meter dengan 2 meter memiliki perbedaan yang sama antara panjang benda 2 meter dengan 3 meter (sifat data interval).
    • Kelebihan sifat yang dimiliki data rasio ada dua hal, yaitu data rasio memiliki angka 0 meter, artinya tidak ada benda yang diukur dan benda yang memiliki panjang 4 meter 2 kali lebih panjang dari benda yang memiliki panjang 2 meter. Kedua hal tersebut tidak dimiliki oleh jenis data nominal, ordinal, dan interval.

    Sumber: Siregar, Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS. Prenamedia Group: Jakarta

    -Author: 'Easy' East

    Dasar-dasar Penelitian

    Posted by Unknown on 11/29/2017 01:10:00 PM with No comments
    1. Pengertian Penelitian
    Penelitian adalah terjemahan dari kata Inggris research. kata research sendiri berasal dari kata re yang berarti "kembali" dan to search yang berarti mencari. Dengan demikian, arti sebenarnya dari research adalah "mencari kembali". Adapun pengertian penelitian menurut para ahli adalah sebagai berikut:
    a. Penelitian adalah suatu metode untuk menemukan kebenaran yang juga merupakan pemikiran kritis (critical thinking). Penelitian meliputi pemberian definisi dan redefinisi terhadap masalah, memformulasikan hipotesis atau jawaban sementara, membuat kesimpulan dan sekurang-kurangnya mengadakan pengujian yang hati-hati untuk menentukan apakah ia cocok dengan hipotesis. (Woody, 1927)
    b. Penelitian adalah pencarian atas sesuatu (inquiry) secara sistematis dengan penekanan bahwa pencarian ini dilakukan terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan. (Parson, 1946)
    c. Penelitian adalah suatu pencarian fakta menurut metode objektif yang jelas untuk menemukan hubungan antarfakta dan menghasilkan dalil atau hukum. (John, 1949)

    Dari beberapa pengertian penelitian yang dikemukakan beberapa ahli, maka pengertian penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: "Penelitian adalah penyaluran rasa ingin tahu manusia terhadap sesuatu/masalah dengan perlakuan tertentu terhadap masalah tersebut seperti memeriksa, mengusut, menelaah dan mempelajari secara cermat serta memformulasikan hipotesis sehingga diperoleh sesuatu seperti mencapai kebenaran, memperoleh jawaban atas masalah, pengembangan ilmu pengetahuan, dan sebagainya."

     2. Jenis-Jenis Penelitian
    Penelitian dapat digolongkan ke dalam beberapa jenis berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, antara lain:
    2.1 Jenis Penelitian Berdasarkan Hasil Yang Ingin Dicapai
    Jenis penelitian berdasarkan hasil yang ingin dicapai dibedakan atas dua kategori, antara lain:
    a. Penelitian Dasar (Basic Research) Penelitian dasar adalah penelitian yang mempunyai alasan intelektual, dalam rangka memperluas ilmu pengetahuan manusia tidak untuk membuat atau menciptakan sesuatu.
    Contoh: Pengaruh pemberian stimulus terhadap respon pada binatang. Hasil penelitian ini kemudian diterapkan pada manusia, misalnya pengaruh pemberian insentif terhadap perilaku kerja.
    b. Penelitian Terapan (Applied Research) Penelitian terapan adalah penelitian yang mempunyai alasan praktis, keinginan untuk mengetahui tujuan agar dapat melakukan sesuatu yang jauh lebih baik, lebih efektif dan efisien.
    Contoh: Pengaruh traktornisasi terhadap penyerapan tenaga kerja. Pengaruh produktivitas tenaga kerja terhadap kepuasan kerja.
    2.2 Jenis Penelitian Menurut Metode Jenis penelitian berdasarkan metode, dibedakan atas delapan kategori, antara lain:
    a. Penelitian Survei (Survey Research) Penelitian survei adalah penelitian dengan tidak melakukan perubahan (tidak ada perlakuan khusus) terhadap variabel-variabel yang diteliti.
    b. Penelitian Ex Post Facto Penelitian Ex Post Facto adalah penelitian dengan melakukan penyelidikan secara empiris yang sistematik, dimana peneliti tidak mempunyai kontrol langsung terhadap variabel-variabel bebas (Independent Variables), karena fenomena sukar dimanipulasi.
    c. Penelitian Percobaan (Experiment Research) Penelitian percobaan adalah penelitian dengan melakukan sebuah studi yang objektif, sistematis, dan terkontrol untuk memprediksi atau mengontrol fenomena. Penelitian eksperimen bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat (cause and effect relationship), dengan cara mengekspos satu atau lebih kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi eksperimen.
    d. Penelitian Naturalistik Jenis Penelitian ini sering disebut dengan metode kualitatif. Metode kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alami (sebagai lawannya adalah ekspermen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), data yang dihasilkan bersifat deskriptif, dan analisis data dilakukan secara induktif. Hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.
    e. Penelitian Policy (Policy Research) Penelitian policy research dimulai karena adanya masalah, dan masalah ini pada umumnya dimiliki oleh para administrator atau pengambil keputusan pada suatu organisasi.
    f. Penelitian Tindakan (Action Research) Penelitian tindakan adalah suatu penyelidikan atau penelitian dalam konteks usaha yang berfokus pada peningkatan kualitas organisasi serta kinerjanya.
    g. Penelitian Evaluasi Merupakan bagian dari proses pembuatan keputusan, yaitu untuk membandingkan suatu kejadian, kegiatan dan produk dengan standar dan program yang telah ditetapkan.
    h. Penelitian Sejarah Berkenaan dengan analisis yang logis terhadap kejadian-kejadian yang berlangsung di masa lalu. Sumber datanya bisa primer, yaitu orang yang terlibat langsung dalam kejadian itu, atau sumber-sumber dokumentasi yang berkenaan dengan kejadian itu.

    2.3 Jenis Penelitian Menurut Tingkat Eksplanasi
    Penelitian menurut tingkat eksplanasi (penjelasan) adalah penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan/pengaruh atau membandingkan antara satu variabel dengan variabel yang lain. Jenis penelitian menurut tingkat eksplanasi dapat dikelompokkan menjadi:
    a. Penelitian Deskriptif 
    Adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan, atau penghubungan dengan variabel yang lain.
    Contoh: Produktivitas kerja pegawai negeri tinggi.
    b. Penelitian Komparatif 
    Adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Variabelnya masih sama dengan penelitian variabel mandiri tetapi untuk sampel yang lebih dari satu, atau dalam waktu yang berbeda.
    Contoh: Adakah perbedaan produktivitas kerja antara pegawai negeri dan swasta. 
    c. Penelitian Asositif/Hubungan 
    Merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.
    Contoh: Adakah hubungan antara produktivitas kerja dengan kepuasan kerja.

    2.4 Jenis Penelitian Menurut Jenis Data
    Jenis penelitian ini dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu:
    a. Jenis Kualitatif (data berbentuk kalimat)
    b. Janis Kuantitatif (data berbentuk angka)
    c. Gabungan (bentuk kalimat dan angka)

    Sumber: Siregar, Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS. Prenamedia Group: Jakarta

    -Author: 'Easy' East